Suasana Idul Adha Darussalam

 Ø  Malam Takbiran

Pengalaman pertama saya hari raya jauh dari keluarga, kali ini idul adha 1435 H/2014 M tepatnya aku duduk di kelas XI. Bukan aku yang menjauhkan diri tapi dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan untuk pulang. 

Satu kata mendengar gemuruh takbir, rasanya mengingatkan suasana rumah. Yang biasanya masak-masak didapur bersama ibu dan menyiapkan rumah untuk menjelang lebaran besok tidak kulakukan, melainkan dengan suasana baru bersama teman-teman di pesantren. Malam ini aku dan teman terbutakan dengan bermain percikan kembang api dan berfoto, bukan itikaf dan berdo’a dimesjid. Tak apalah.. yang kuinginkan hanya menghilangkan rasa rindu saya terhadap suasana rumah.

Lebih dari cukup rasa bahagia malam takbiran kali ini. Meski hanya dengan batangan kembang api kita tertawa, meski ini permainan anak kecil kita gembira. Mungkin ini rasa sayang tuhan dibalik aku tidak merayakannya dirumah.

Selain bermain kembang api, suasana kali ini kita tertawa-tawa dengan tingkah konyol yang biasa sering kita lakukan. Aku sangat terhibur dengan tawaan salah satu dari teman saya yaitu Ainayah Anzarikah, yang mana sih? Itu yang sebelah kiri belakang yang sambil unjuk gigi..He.

Ø  Solat ied

Yang biasanya dengan suasana sangat dingin dan beranjak dari rumah,

kali ini berbeda. Sekarang berangkat bersama temen santri dari asrama untuk solat ied di lapangan Dewasari. Solat ied kali ini perbedaannya sangat terasa, dari mulai susunan acara pada sebelum solat, suasana tempat dan yang pasti orang-orangnya.

Ø  Menjelang kurban hewan

Serambongan kita pergi ke lapangan Amir Hamzah untuk melihat sembelihan hewan kurban, dengan suasana sepi dari asrama. Tapi setelah di Amir Hamzah ramai dengan banyak santri dan dewan guru. Disana kita nusuk-nusuk dan bakar-bakar sate,foto-foto, dan makan-makan.

 Ternyata suasana idul adha dipesantren lebih mengasikkan dibandingkan lebaran di rumah. Lebaran disini dan kali ini sangat berkesan bagi saya, tak ada sesal meskipun pengalaman pertama.